Golongan darah adalah ciri khusus
pada darah yang dilihat dari jenis antibody dan antigen yang dimiliki. Ciri
khas ini ada karena terdapat perbedaan pada protein dan karbohidrat yang
terletak pada permukaan membran sel darah merah. Penggolongan darah sendiri
menggunakan penggolongan antigen ABO dan juga menggunakan Rhesus. Sebenarnya
darah manusia tidak hanya memiliki antigen ABO dan faktor Rh saja, masih ada 46
antigen lain yang ada, namun semuanya itu tidak ada pola yang teratur dan tidak
berpengaruh terhadap percampuran darah.
Penggolongan darah berdasarkan
antigen ABO
Jenis golongan darah jika dilihat dari antigen ABO, akan terdapat empat jenis, yaitu:
Jenis golongan darah jika dilihat dari antigen ABO, akan terdapat empat jenis, yaitu:
Golongan darah A
- Golongan darah A memiliki tanda berupa sel darah merah yang disertai antigen A yang terletak di bagian membran sel.
- Golongan darah A akan bisa menghasilkan antibodi untuk antigen B di bagian serum darah.
- Untuk anda yang memiliki golongan darah A, anda hanya bisa menerima tranfusi darah dari golongan darah A dan O saja.
Golongan darah B
- Golongan darah B memiliki tanda berupa sel darah merah yang disertai antigen B yang terletak pada bagian permukaan sel darah merah.
- Untuk golongan darah B akan menghasilkan antibody untuk antigen A yang terletak dalam serum darahnya.
- Untuk anda yang memiliki golongan darah B, maka anda hanya bisa menerima tranfusi darah dari golongan darah B dan O saja.
Golongan darah AB
- Golongan darah AB memiliki tanda berupa sel darah merah yang disertai antigen A dan antigen B yang dapat menghasilkan antibody A atau B.
- Oleh karena itu anda yang memiliki golongan darah AB, maka anda bisa menerima tranfusi darah dari golongan darah AB, A, B dan O.
- Golongan darah AB bisa disebut juga resipien universal.
Golongan darah O
- Golongan darah O memiliki tanda berupa sel darah merah yang tidak memiliki antigen. Golongan darah O dapat memproduksi antibody untuk antigen A dan B sehingga golongan darah O disebut sebagai donor universal, dimana anda bisa mendonorkan darah anda untuk semua golongan darah.
- Sedangkan golongan darah O hanya bisa menerima golongan darah O saja.
Transfusi darah memang hendaknya
dilakukan dengan golongan darah yang sama. Jika transfusi darah berbeda
golongan darah maka akan terjadi reaksi yang disebut sebagai transfuse
imunologis yang dapat mengakibatkan berbagai macam hal seperti syok, gagal
ginjal, anemia hemolisis dan yang terparah adalah dapat menyebabkan kematian.
Secara umum golongan darah yang mudah ditemukan adalah O, sedangkan yang paling
sulit ditemukan adalah AB.
Penggolongan darah berdasarkan
antigen Rhesus (Rh)
Jenis penggolongan darah yang lain
adalah berdasarkan faktor Rh. Rhesus sebenarnya berdasarkan nama monyet berjenis
rhesus yang diketahui pada 1940 oleh Karl Landsteiner. Darah yang memiliki
faktor Rh pada sel darah merahnya disebut sebagai rhesus negatif (Rh-).
Sedangkan yang memiliki faktor Rh disebut sebagai rhesus positif (Rh+). Dalam
melakukan tranfusi darah, selain memperhatikan antigen ABO maka harus
memperhatikan kecocokan rhesusnya untuk menjamin keberhasilan tranfusi darah.
Perbedaan rhesus dapat menjadikan resipien menderita hemolisis.
Sumber:ridwanaz.com
Sumber:ridwanaz.com
Penggolongan Darah Berdasarkan Aglutinogen ( Sistem ABO )
Di dalam darah terdapat dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Berdasarkan ada tidaknya aglutinogen dalam darah, Landsteiner membagi empat macam golongan darah, yaitu darah golongan A, B, AB, dan O. Sistem penggolongan darah ini dinamakan sistem ABO.
Bagaimana cara menentukan golongan darah berdasarkan ada tidaknya aglutinin dan aglutinogen? Perhatikan dengan saksama uraian berikut:
Di dalam darah terdapat dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Berdasarkan ada tidaknya aglutinogen dalam darah, Landsteiner membagi empat macam golongan darah, yaitu darah golongan A, B, AB, dan O. Sistem penggolongan darah ini dinamakan sistem ABO.
Bagaimana cara menentukan golongan darah berdasarkan ada tidaknya aglutinin dan aglutinogen? Perhatikan dengan saksama uraian berikut:
• Bila di dalam sel darah seseorang
mengandung aglutinogen A dan serum darahnya dapat membuat aglutinin b, maka
rumus darah orang tersebut adalah (A, b) dan mempunyai golongan darah A.
• Bila di dalam sel darah seseorang
mengandung aglutinogen B dan serum darahnya dapat membuat aglutinin a, maka
rumus darah orang tersebut adalah (B, a) dan mempunyai golongan darah B.
• Bila di dalam sel darah seseorang
mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi serum darahnya tidak dapat
membuat aglutinin, maka rumus darah orang tersebut adalah (A, B) dan mempunyai
golongan darah AB.
• Bila di dalam sel darah seseorang
tidak mengandung aglutinogen dan serum darahnya dapat membuat aglutinin a dan
b, maka rumus darah orang tersebut adalah (–, ab) dan mempunyai golongan darah
O.
Mengetahui jenis golongan darah
menjadi suatu hal yang penting terutama saat akan melakukan transfusi darah.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam tranfusi darah pada pendonor darah adalah
jenis aglutinogen dalam eritrosit, sedangkan pada resipien adalah jenis
aglutinin dalam plasma darah.
Orang yang mendapat darah disebut
resipien dan orang yang memberi darah disebut donor. Sel darah yang diberikan
kepada resipien berupa senyawa protein. Apabila senyawa ini tidak sesuai, maka
senyawa tersebut akan bersifat sebagai antigen. Sel darah akan digumpalkan atau
mengalami aglutinasi. Tiap-tiap orang memiliki golongan darah tertentu, ini
berarti bahwa sel darah seseorang mengandung zat aglutinogen tertentu dan
plasma darahnya dapat membuat aglutinin tertentu pula.
Penggolongan Darah Berdasarkan
Rhesus Positif & Negatif
Selain sistem darah ABO, Landsteiner
dan Wiener pada tahun 1940 juga mengelompokkan darah dengan sistem Rhesus,
yaitu rhesus positif (Rh+) dan rhesus negatif (Rh–).
Berdasarkan sistem ini, jika darah
seseorang diberi serum anti Rh terjadi penggumpalan, orang tersebut bergolongan
rhesus positif (Rh+). Sebaliknya, jika tidak terjadi penggumpalan , orang
tersebut bergolongan rhesus negatif (Rh–).
Jadi, dalam melakukan transfusi
darah jika hanya memperhatikan golongan A, B, O saja tidak cukup, tetapi juga
harus memperhatikan golongan rhesusnya. Walaupun golongan darah sama-sama A,
tetapi jika rhesusnya berbeda maka akan terjadi penggumpalan. Namun Anda tidak
perlu cemas, di Indonesia mayoritas penduduknya mempunyai golongan rhesus
positif (Rh+), dan sangat jarang ditemukan orang bergolongan rhesus negatif
(Rh–).
Ketidakcocokan golongan Rh antara
suami dan istri dapat mengakibatkan kematian pada bayi yang dikandungnya. Apa
yang akan terjadi jika pasangan suami istri memiliki golongan darah Rh berbeda?
Jika anak yang dikandung bergolongan darah Rh+ maka akan terbentuk antigen Rh
dalam darah bayi yang mengakibatkan penggumpalan. Kelahiran bayi pertama
selamat, tetapi bayi selanjutnya akan menderita eritroblastosis fetalis atau
disebut sakit kuning. Bayi yang menderita penyakit kuning menurut Philip Lavine
dapat diberi pertolongan dengan mengganti darah bayi seluruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar