Rhesus ditemukan oleh landsteiner dan wiener pada
tahun 1940. Pada tahun itu mereka menggunakan sample kera yang mana
karakteristik darahnya mirip dengan manusia. Dari darah kera tersebut mereka
menemukan bahwa ada kera yang permukaan darahnya memiliki antigen dalam bentuk
protein dan ada yang tidak. Sel darah merah yang mempunyai antigen protein
inilah yang disebut rhesus positip dan yang tidak memiliki antigen protein
disebut rhesus negatif. jadi rhesus positip dan rhesus negatip yang membedakan
adalah antigen dalam bentuk protein yang ada di permukaan sel darah merah.
Pentingnya mengetahui Rhesus
mengetahui rhesus pada darah kita itu sangat
penting. Rhesus sendiri berhubungan dengan antigen yang artinya jika kita
mempunyai rhesus positip kemudian kita transfusikan ke dalam darah dengan rhesus
negatif maka sel darah yang ber-rhesus negatif akan menganggap bahwa
darah yang di transfusikan itu adalah “musuh” sehingga mereka akan membangun
sebuah pertahanan untuk melawan “musuh” tersebut. Sel darah si resipien akan
membentuk sebuah antirhesus sehingga darah kita tidak akan berguna bagi si
resipien.
Untuk itu patut menjadi sebuah kewaspadaan bagi
pemilik golongan darah apapun dengan rhesus negatif terutama para wanita.
Kenapa para wanita? karena wanita akan sangat membutuhkan darah jika melahirkan.
kekurangan darah ini akan ditutupi dengan transfusi darah. Wanita dengan rhesus
negatif tentu akan membutuhkan transfusi darah dengan rhesus negatif pula
padahal jumlah pemilik rhesus negatif di indonesia sangat langka. Kurang dari 1
% pemilik rhesus negatif di indonesia dan ini patut menjadi kewaspadaan.
Ayo mulai dari skrg untuk mengecek golongan
darah dan rhesus darah kita. Dengan mengecek sejak dini tentu kita akan dapat
melakukan persiapan sejak awal. Untuk yang ber-rhesus negatif ikutlah komunitas rhesus negatif sebagai persiapan
awal dan jangan lupa sumbangkan juga darah anda, mendonorlah karena darah anda
yang ber-rhesus negatif sangat dibutuhkan.sumber: blog.tetangga.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar